#2 Imagine ataukah Illusion ?
Sekarang pukul 02.00 dini hari. Wajah
lucu nan lembutmu terbaring menghadap ke kanan, rambut panjangmu tergerai
sedikit berantakan, tanganmu terlipat di balik bantal seolah berusaha meraih jemari
yang selalu kau genggam.
Sudah seribu sembilan puluh lima hari
aku mengenalmu, kau ajarkan aku melihat partikel semesta dari sudut yang sederhana,
memaknai kesederhanaan keindahan melalui tetes embun, bias kabut, secangkir
kopi , dan aroma hujan yang terkadang sering terlewat oleh refleksi kornea.
Memimpikanmu menghadirkan sensasi
keteduhan. Bingkaian senyum diwajahmu telah mengikis lapisan senyawa pembentuk
benteng hati yang telah ku bangun jauh sebelum orbit kita saling berdampingan.
Jika cinta memang sistematis, pada angka berapakah ia pas ? Jika cinta memang
tak terdefinisi, dengan kata apa rasa dapat terdeskripsi ?
Banyak hal yang selalu membuat kita
jatuh cinta pada hidup dan kehidupan, berkali-kali untuk beragam alasan. Cinta
yang barangkali datang dan pergi sesuai dengan situasi yang terus berganti.
Membuahkan rangkaian potret perjalanan yang mengandung keselarasan makna.
Pertemuan, interaksi, pertautan hati, saling memaknai, tak terkecuali
perpisahan dan kematian.
Masih banyak waktu yang ingin ku
tukar untuk merasakanmu, meneguk bercangkir-cangkir kopi, menaklukkan keindahan
puncak gunung, berbaring di bawah lautan bintang, menjelajah petak-petak tak
terjamah, mengagumi lukisan Tuhan. Segalanya mampu kita lakukan. Namun, jika
Sang Maha Kasih benar-benar mengijinkan pertukaran waktu untukku entah dalam
hitungan jam ataupun menit, aku hanya menginginkan satu hal : merengkuhmu
seerat mungkin, menggenggam jemarimu, bergandengan menembus dinamika imaji yang
tak terjamah oleh mereka.
Memastikan diriku masih tetap
terpejam, terjaga dalam gelap. Tak terusik oleh kicau burung, kokok ayam jago,
bunyi alarm, ataupun sosok mentari yang membolah sempurna dari ufuk timur.
Karena saat kelopak mataku yang berat mulai terbuka, kau hanya akan melebur
bersama angan, menjadi puing kenangan yang harusnya terlupakan. Sebuah imaji
yang tak mampu ku nyatakan.
19’03’12 n 21’03’12
Coffee Story
My fairy room
No comments:
Post a Comment