#1 imagine ataukah illusion ?
Sekarang pukul 02.00 dini hari. Wajah teduhmu terbaring
menghadap ke kiri, rambut cepakmu berantakan, tanganmu tersembunyi di balik
bantal.
Sudah hampir 3 tahun yang bisa dikatakan 36 bulan, 156
minggu, 1095 hari, 1076800 jam aku mengenalmu, membiarkanmu membuka hati dan
merobohkan altar egoku. Kau ajarkan aku cara mengasihi dan dikasihi, menjadi
pendengar setiaku, dan rekan menjelajah alam.
Menatapmu memberiku sensasi kebebasan, menembus batas-batas
kelogisan pikiran, dan menghancurkan persepsi kewajaran mereka. Mereka bilang
cinta tak pernah logis, namun nyatanya cinta mampu menambah ruang dalam dimensi
hati dan rasa.
Aku semakin kaya akan imajinmu, berkah Sang Penguasa Alam
yang tak terkira. Hidup memang tak seperti film yang berdurasi dua jam dengan akhir
happy ending. Lebih dari itu hidup seperti labirin berliku, karena Tuhan tak
pernah menjanjikan surga abadi untuk kehidupan yang lurus-lurus saja.
Begitu banyak yang ingin kubicarakan lagi, mari kita meneguk
secangkir kopi, berbincang dibawah sinar bintang, menjelajah alam, menyambut
hujan, naik kereta, tak ada yang tak mampu kita lakukan. Namun jika boleh aku
memilih satu hal saja : aku ingin terbaring disampingmu, tenggelam dalam
kehangatan selimut, menggapai tanganmu yang tersembunyi di balik bantal dan
menyatu ke alam abstrak yang kasat mata.
Memastikan kau tak terbangun karena dering jam beker, sebuah
panggilan, atau sinar mentari di pagi hari. Karena saat kau terbangun nanti aku
hanya akan menjadi puzzle-puzzle kenangan yang harusnya kau kubur dalam ruang
lain ingatanmu, menjadi ilusi yang tak pernah nyata.
No comments:
Post a Comment